Ikan

Rabu, 15 April 2015

Hubungan Pembawaan Keturunan dan Lingkungan Di Dalam Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Setiap individu yang lahir ke dunia ini pasti dengan satu pembawaan tertentu. Ini berarti bahwa karakteristik setiap individu berbeda dan diperoleh dari pewarisan atau pemindahan cairan “germinal” dari pihak orangtuanya. Di samping itu, individu tumbuh dan berkembang tidak terlepas dari lingkungan baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Setiap pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks merupakan hasil interaksi dari hereditas dan lingkungan. Agar kita dapat mengerti dan mengontrol perkembangan individu baik dari tingkah lakunya, kita hendaknya mengetahui peranan masing-masing (pembawaan, lingkungan, dan keturunan). Dan inilah yang melatar belakangi kami dalam penulisan makalah ini. Agar kita calon-calon guru dapat mengidentifikasi bagaimana sifat, tingkah laku, intelegensi anak didik kita nanti. Dan kita dapat memahami faktor penyebab anak didik kita itu bertingkah laku yang berbeda. Dapat kita lihat dari faktor pembawaan dan lingkungannya.
Sedangkan dari faktor keturunan itu sendiri mempunyai sifat-sifat atau ciri-ciri yang diwariskan atau diturunkan dengan melalui sel-sel kelamin dari generasi yang lain. Meskipun kita melihat suatu sifat atau ciri-ciri yang sama antara orang tua dan anaknya, kita belum dapat mengambil kesimpulan bahwa sifat-sifat atau ciri-ciri pada anak itu diterima melalui keturunan.
Di samping itu, kita harus ingat pula bahwa belum pasti suatu sifat atau ciri-ciri yang terdapat pada seseorang yang merupakan keturunan itu diterimanya dari orang tuanya. Mungkin sifat-sifat keturunan itu diwarisinya dari nenek atau buyutnya. Sebab, kita mengetahui bahwa tidak semua individu dari suatu generasi menunjukkan sifat-sifat yang menurun dapat juga sifat-sifat ini tersembunyi selama beberapa generasi.



1.2         Rumusan Masalah
1.    Bagaimana pengertian pembawaan, lingkungan, dan keturunan ?
2.    Bagaimana hubungan pembawaan dan lingkungan ?
3.    Bagaimana hubungan keturunan dan pembawaan ?
4.    Apakah macam-macam pembawaan dan pengaruh keturunan ?
5.    Bagaimana pengaruh individu berhubungan dengan lingkungan ?

1.3         Tujuan Pembahasan
1.    Dapat mengetahui pengertian dari pembawaan, lingkungan, dan keturunan.
2.    Untuk mengetahui hubungan pembawaan dan lingkungan.
3.    Untuk mengetahui hubungan keturunan dan pembawaan.
4.    Untuk mengetahui beberapa macam pembawaan dan pengaruh keturunan.
5.    Untuk mengetahui bagaimana hubungan individu berhubungan dengan lingkungan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1         Pembawaan dan Lingkungan
Pengertian Pembawaan ialah semua kesanggupan-kesanggupan yang dapat diwujudkan, Pembawaan atau bakat terkandung dalam sel-benih (kiem-cel), yaitu keseluruhan kemungkinan-kemungkinan yang ditentukan oleh keturunan, inilah yang dalam arti terbatas kita namakan pembawaan (aanleg).Di muka telah dikatakan bahwa pembawaan ialah seluruh kemungkinan yang terkandung dalam sel-benih yang akan berkembang mencapai perwujudannya.Pembawaan (yang dibawa anak sejak lahir) adalah potensi-potensi yang aktif dan pasif, yang akan terus berkembang hingga mencapai perwujudannya.
Pengertian Lingkungandalam ilmu psikologi, lingkungan disebut dengan environment (Milieu). Jadi bukan surrounding yang berarti keadaan sekeliling saja Karena kata environment mencakup semua faktor di luar diri manusia yang mempunyai arti bagi dirinya, dalam arti memungkinkan untuk memberikan reaksi pada diri manusia tersebut. Jadi antara kita (manusia) dan lingkungan terjadi interaksi yang terus menerus.Lingkungan (environment) ialah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processkita kecuali gen-gen.
Soal pembawaan ini adalah soal yang tidak mudah dan dengan demikian memerlukan penjelasan dan uraian yang tidak sedikit. Telah bertahun tahun lamanya para ahli didik, ahli biologi, ahli psikologi, dan lain-lain, memikirkan dan berusaha mencari jawaban atas pertanyaan : perkembangan manusia itu bergantung pada pembawaan ataukah lingkungan? Atau dengna kata lain dalam perkembangan anak mudah hingga menjadi dewasa dari keturunan (pembawaan) ataukah pengaruh-pengaruh lingkungan?
Seperti yang kita singgung dalam bab yang lalu mengenai hal ini ada beberapa pendapat.
a.    Aliran Nativisme
Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa manusia sejak lahir, pembawaan yang telah terdapat pada waktu dilahirkan itulah yang menentukan hasil perkembangannya.

b.    Aliran Naturalisme
Aliran ini berpendapat bahwa pada hakikatnya semua anak (manusia) sejak dilahirkan adalah baik. Bagaimana hasil perkembangannya kemudian sangat ditentukan oleh pendidikan yang diterimanya atau yang mempengaruhinya.

c.    Aliran Empirisme
Aliran ini berpendapat berlawanan dengna kaum nativisme karena berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu sama sekali ditentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil.

d.   Hukum Konvergensi
Hukum ini berasal dari ahli ilmu jiwa bangsa jerman, yang bernama William Stern. Ia berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan kedua-duanya menentukan perkembangan manusia. Dengan adanya pendapat William Stern itu dapatkah kita katakan bahwa persoaalan tentang pembawaan dan lingkungan itu sudah selesai? Belum! Dalam aliran yang menganut hukum konvergensi itu masih terdapat dua aliran, yaitu aliran yang dalam hukum konvergensi ini lebih menekankan kepada pengaruh pembawaan dari pada pengaruh lingkungan, dan dipihak lain mereka yang lebih menekankan pengaruh lingkungan atau pendidikan.

e.    Tut Wuri Handayani
Konsep ini berasal dari KI Hajar Dewantara, seorang parker pendidikan Indonesia, pendiri perguruan Taman Siswa. Jika konsep dari KI Hajar Dewantara ini dapat kita masukkan sebagai aliran pendidikan, bagaimana pandangan aliran ini terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak dalam hubungannya dengan masalah pembawaan dan lingkungan? Agar pertanyaan ini dengan jelas, perlu kiranya dikaji terlebih dahulu apa arti kata - kata itu baik yang tersurat maupun yangtersirat. “Tut Wuri Handayani” berasal dari bahasa jawa “Tut Wuri” berarti “mengikuti dari belakang”, dan “Handayani” berarti “Mendorong”, memotivasi atau membangkitkan semangat dari pengertian tersebut jelas bahwa aliran ini mengakui adanya pembawaan, bakat, atau potensi-potensi yang ada pada anak sejak dilahirkan. Dengan kata “Tut Wuri” berarti si pendidik diharapkan dapat melihat, menemukan dan memahamibakat atau potensi-potensi apa yang timbul dan terlihat pada anak didik, untuk selanjutnya dapat dikembangkan dengan memberikan motivasi atau dorongan kearah pertumbuhan yang sewajarnya dari potensi-potensi tersebut.

2.2         Keturunan dan Pembawaan
a.    Keturunan
Kita dapat mengatakan bahwa sifat-sifat atau ciri-ciri yang terdapat pada seorang anak adalah keturunan, jika sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut diwariskan atau diturunkan dengan melalui sel-sel kelamin dari generasi yang lain. Jadi, sebelum kita memutuskan suatu sifat atau ciri-ciri yang terdapat pada seseorang itu keturunan atau bukan, terlebih dahulu kita harus ingat dua syarat yaitu:
1)   Persamaan sifat atau ciri-ciri.
2)   Ciri-ciri ini harus menurunkan melalui sel-sel kelamin.

Dengan demikian kita harus berhati-hati benar dalam memutuskan sesuatu itu merupakan keturunan atau bukan. Meskipun kita melihat suatu sifat atau ciri-ciri yang sama antara orang tua dan anaknya, kita belum dapat mengambil kesimpulan bahwa sifat atau ciri-ciri pada anak itu diterima melalui keturunan.
Disamping itu kita harus ingat pula bahwa belum pasti suatu sifat atau ciri-ciri yang terdapat pada seseorang yang merupakan keturunan itu diterimanya dari orang tuanya. Mungkin juga sifat-sifat keturunan itu diwarisi dari nenek atau buyutnya. Sebab, kita mengetahui bahwa tidak semua individu dari suatu generasi menunjukkan sifat-sifat yang menurun dapat juga sifat-sifat ini tersembunyi selama beberapa generasi.
Banyak ahli yang berusaha menyelidiki sifat-sifat kejiwaan manusia yangberkenaan dengan keturunan, tetapi sampai sekarang penyelidikan itu masih belum dapat dikatakan memuaskan hasilnya. Adapun beberapa faktor yang menyulitkan terlaksananya penyelidikan tersebut dengan baik antara lain ialah:
1)        Pada manusia tidak dapat dilakukan persilangan (kruising) menurut rencana tertentu umpamanya, persilangan antara dua ras yang sangat berlainan asalnya seperti yang dapat dilakukan terdapat binatang atau tumbuh-tumbuhan.
2)        Masa perkembangan manusia yang begitu lama mengakibatkan sifat-sifat yang ada yang terjadi karena keturunan dapat tersembunyi sangat lamanya, sebelum sifat-sifat itu menampakkan dari pada suatu individu tertentu.
3)        Masa hidup suatu generasi juga demikian lama sehingga si penyelidik tidak akan mungkin mengadakan pengamatan terhadap lebih dari satu kali keturunan.
4)        Adanya jumlah anak manusia yang relatif (menurut perbandingan) hanya sedikit sekali.

Dengan uraian yang singkat itu, soal keturunan pada manusia adalah soal yang sulit, yang tidak dapat dengan tergesa-gesa kita katakan atau kita ambil keputusan bahwa suatu sifat atau ciri yang terdapat pada seseorang itu keturunan atau bukan keturunan.

b.    Pembawaan
1)   Pengertian
Pembawaan ialah seluruh kemungkinan atau kesanggupan (potensi yang terdapat pada suatu individu dan yang selama masa perkembangan benar-benar dapat diwujudkan (di realisasikan).
Potensi-potensi yang bermacam-macam yang ada pada anak itu tentu saja dapat direalisasikan atau dengan begitu saja dapat menyatakan diri dalam perwujudannya. Untuk dapat mewujudkan sehingga kelihatan dengan nyata, potensi-potensi tersebut harus mengalami perkembangannya, serta membutuhkan latihan-latihan pula. Disamping itu, tiap-tiap potensi atau kesanggupan itu mempunyai masa kematangannya masing-masing. Kesanggupan-kesanggupan untuk berjalan atau bercakap, yang telah ada dalam pembawaannya, akan berkembang karena lingkungannnya serta kematangnan, pada suatu masa tertentu anak dapat berjalan dan berkata-kata. Demikina pula, disamping pembawaan uintuk berjalan dan berkata-kata itu, kita dapat mengatakan tentang pembawaan ilmu pasti, pembawaan untuk bahasa, untuk menggambar, dan lain-lain. Pendeknya, kita dapat mengatakan bahwa yang dimaksud dengan pembawaan ialah semua kesanggupan yang dapat diwujudkan. 

2)   Struktur Pembawaan
Bahwa pembawaan yang bermacam-macam yang ada pada anak itu tidak dapat kita ketahui atau kita amati, jadi belum dapat kita lihat sebelum pembawaan itu menyatakan diri dalam perwujudannya (dari potential ability menjadi actual ability), kita hendaklah selalu ingat bahwa sifat-sifat dalam pembawaan (potensi-potensi) itu seperti potensi untuk belajar ilmu pasti, berkata-kata intelegensi yang baik merupakan struktur pembawaan anak. Jadi sifat-sifat pembawaan itu tidak berdiri sendiri-sendiri yang satu terlepas dari yang lain.

3)   Pembawaan dan keturunan
Setelah soal keturunan dan soal pembawaan itu dibicarakan sendiri-sendiri, dapatlah kiranya kita bandingkan kedua pengertian itu agar lebih jelas dan berhati-hati didalam menggunakannya.
Dimuka telah dikatakan bahwa pembawaan ialah seluruh kemungkinan yang terkandung dalam sel benih yang akan berkembang mencapai perwujudannya.
Andaikata ada seorang anak yang ketika dilahikan telah membawa suatu cacat pada bagian tubuhnya (umpamanya berbibir sumbing atau tidak berdaun telinga dan sebainya) dalam hal ini tidak dapat kita katakan bahwa hal itu disebabkan oleh faktor keturunan. Mungkin juga hal itu disebabkan oleh akibat-akibat yang terjadi dalam pertumbuhan embrio yang tidak normal umpamanya karena sang ibu suka minum-muniman keras. Jadi, cacat itu disebabkan karena faktor yang diperoleh dalam masa pertumbuhannya atau dibawah sejak kelahirannya, bukan diperoleh dari keturunan. Cacat yang demikian (yang dibawah sejak lahir) tidak menentukan suatu pertumbuhan tertentu.


4)   Pembawaan dan bakat
Sebenarnya, kedua istilah itu pembawaan dan bakat adalah dua istilah yang sama maksudnya. Umumnya, dalam buku-buku ilmu jiwa kita dapati kedua istilah itu digunakan sejajar, sama – sama dipakai untuk satu pengertian, yaitu pembawaan (aanleg). Jika untuk mengganti kata aanleg kedua istilah tersebut diatas dapat digunakan sama dengan maksud yang sama pula, sebenarnya hal itu tidak diperlulah kita percakapkan disini.
Tetapi pengalam sehari-hari memaksa penulis untuk memikirkan apakah yang dimaksud dengan kedua kata tersebut dan bagaimana perbedaannya. Titik berat perbedaannya terletak pada luas pengertian, yang satu mengandung pengertian yang lebih luas dari pada yang lain.
Sedangkan kata pembawaan mengandung arti yang lebih luas yaitu semua sifat ciri dan kesanggupan yang dibawah sejak lahir, jadi termasuk pembawaan keturunan.

2.3         Beberapa macam pembawaan dan pengaruh keturunan
a.    Perlu kiranya disini kami singgung sedikit beberapa “macam” pembawaan berikut
1)   Pembawaan jenis
Tiap-tiap manusia biasa di waktu lahirnya telah memiliki pembawaan jenis, yaitu jenis manusia. Bentuk badannya, anggota-anggota tubuhnya, intelegensinya, ingatannya, dan sebagainya, semua itu menunjukkan ciri-ciri yang khas dan berbeda dengan jenis-jenis makhluk lain.

2)   Pembawaan ras
Dalam jenis manusia pada umumnya masih terdapat lagi bermacam-macam perbedaan yang juga termasuk pembawaan keturunan, yaitu pembawaan keturunan mengenai ras, misalnya ras Indo German, ras Mongolia, ras Negro. Setiap ras itu dapat terlihat perbedaan satu sama lain.



3)   Pembawaan jenis kelamin
Setiap manusia yang normal sejak dilahirkan telah membawa pembawaan jenis kelaminnya masing-masing, laki-laki atau perempuan. Pada kedua jenis kelamin itu terdapat pula perbedaan sikap dan sifatnya terhadap dunia luar. Tetapi, dalam hal ini kita hendaklah berhati-hati dalam mencari perbedaan sifat antara kedua jenis kelamin itu.

4)   Pembawaan perseorangan
Selain pembawaan-pembawaan seperti tersebut diatas, tiap-tiap orang sendiri-sendiri (individu) memiliki pembawaan yang bersifat individu (pembawaan perseorangan) yang unik. Tiap-tiap individu meskipun bersamaan ras atau jenis kelaminnya masing-masing mempunyai pembawaan, watak, intelegensi, sifat-sifat dan sebagainya yang berbeda-beda. Jadi, tiap-tiap orang itu sendiri mempunyai pembawaan perseorangan yang berlain-lainnya.

b.    Beberapa macam pembawaan tersebut diatas yang peling banyak ditentukan oleh keturunan ialah pembawaan ras, pembawaan jenis, dan pembawaan kelamin. Ketiga macam pembawaan tersebut dapat dikatakan sedikit sekali dipengaruhi oleh lingkungan. Akan tetapi, pada pembawaan perseorangan pengaruh lingkungan adalah penting. Banyak sifat pembawaan perseorangan yang dalam pertumbuhannya lebih ditentukan oleh lingkungannya.
Adapun yang termasuk pembawaan perseorangan yang dalam pertumbuhannya lebih ditentukan oleh pembawaan keturunan antara lain adalah :
1)   Konstitusi Tubuh: termasuk didalamnya motorik seperti sikap badan, sikap berjalan, raut muka, gerakan bicara.
2)   Cara bekerjanya alat-alat indera. Ada orang yang lebih menyukai beberapa jenis perangsang tertentu (misalnya jenis makanan tertentu), mirip dengan kesukaan yang dimiliki oleh ayah dan ibunya.
3)   Sifat –sifat ingatan dan kesanggupan belajar.  Ada orang yang dapat menyimpan kesan-kesan dalam waktu lama, tidak lekas dilupakan, dan ada yang sebaliknya.
4)   Tipe perhatian, intelejensi kosien (IQ), dan tipe intelejensi, mengenai tipe perhatian, ada orang yang dapat memusatkan perhatiannya kepada sesuatu yang relatif lama, tetapi ada pula yang perhatiannya selalu berpindah-pindah keberbagai objek.
5)   Cara-cara berlangsungnya emosi yang khas: cepat atau lambatnya mereaksi terhadap sesuatu, dengan keras atau dengan tenang dengan cara timbulnya perasaan pada seseorang. Dalam psikologi hal ini sering disebut temperamen.
6)   Tempo dan ritme perkembangan.Setiap perkembangan yang dialami anak berlangsung menurut kecepatan atau tempo dan ritmenya masing-masing. Ada yang cepat perkembangannya, baik jasmani maupun rohani, tetapi ada pula anak yang lambat perkembangannya.
2.4    Lingkungan (Environment)
a.    Pengertian dan Macam Lingkungan
Sartain (seorang ahli psikologi Amerika) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan (Environment) meliputi semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes kita kecuali gen-gen. Bahkan, gen-gen dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan ( to provide environment) bagi gen yang lain.
Menurut definisi yang luas ini, ternyata bahwa didalam lingkungan kita atau disekitar kita tidak hanya terdapat sejumlah faktor pada suatu saat, tetapi terdapat pula faktor-faktor lain yang banyak sekali, yang secara potensial sanggup atau dapat mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku kita. Akan tetapi, lingkungan kita yang aktual (yang sebenarnya) hanyalah faktor-faktor dalam dunia sekeliling kita, yang benar-benar secara mempengaruhi pertumbuhan dan tingkah laku kita.
Sartain membagi lingkungan itu menjadi tiga bagian seagai berikut:
1)      Lingkungan alam atau luar.
2)      Lingkungan dalam.
3)      Lingkungan sosial.
Yang dimaksud lingkungan alam atau luar ialah segala sesuatu yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia, seperti rumah, tumbuh-tumbuhan, air, iklim dan hewan. Yang dimaksud lingkungan dalam ialah segala sesuatu yang telah termasuk kedalam diri kita, yang dapat mempengaruhi  pertumbuhan fisik kita. Suatu makanan atau minuman yang telah kita makan dan berada didalam perut kita, ia berada diantara lingkungan dalam dan lingkungan luar kita. Jika makanan telah dicerna dan sari-sari makanan itu telah diserap kedalam pembuluh-pembuluh darah atau masuk kedalam cairan limpa dengan demikian memepengaruhi pertumbuhan sel-sel didalam tubuh, maka ia telah benar-benar termasuk kedalam lingkungan dalam kita.
Sedangkan yang dimaksud lingkungan sosial ialah semua orang atau manusia lain mempengaruhi kita. Pengaruh lingkungan sosial itu ada yang kita terima secara langsung dan ada yang tidak langsung. Pengaruh secara langsung, misalnya dalam pergaulan sehari-hari dengan orang lain, dengan keluarga kita, teman-teman kita. Sedangkan pengaruh tidak langsung misalnya melalui radio, televisi, majalah, surat kabar, dan lain sebagainya.

b.             Bagaimana Individu Berhubungan dengan Lingkungan?
Allport merumuskan kepribadian manusia itu sebagai berikut “kepribadian adalah organisasi dinamis dari sistem psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik (khas) dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan”.
Dari rumusan tersebut jelas bahwa kepribadian manusia tidak dapat dirumuskan sebagai suatu totalitas individu saja tanpa sekaligus meletakkan hubungannya dengan lingkungannya. Totalitas individu itu baru disebut kepribadian apabila keseluruhan sistem psikofisiknya, termasuk pembawaan, bakat, kecakapan, dan ciri-ciri kegiatannya, menyatakan diri dengan khas dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya.
Menurut Woodworth, cara-cara individu itu berhubungan dengan lingkungannya dapat dibedakan menjadi 4 macam :
1)        Individu bertentangandengna lingkungannya,
2)        Individu menggunakan lingkungannya,
3)        Individu berpartisipasi dengan lingkungannya,
4)        Individu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Sebenarnya, keempat macam cara hubungan individu dengan individu dapat kita rangkum menjadi satu saja, yakni individu itu senantiasa berusaha untuk “menyesuaikan diri” (dalam arti luas) dengan lingkungannya.
Dalam arti yang luas menyesuaikan diri itu berarti:
1)        Mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan (penyesuaian diri autoplastis).
2)        Mengubah lingkungan sesuai dengan kehendak atau keiinginan diri pribadi (penyesuaian diri alloplastis).
Pada umumnya, tiap-tiap individu didalam kehidupannya menggunakan kedua cara penyesuain diri tersebut dalam usaha mengembangkan dirinya dan dalam interaksinya dengan lingkungannya.

BAB III
PENUTUP

3.1         Kesimpulan
Pembawaan adalah seluruh kemungkinan atau kesanggupan (potensi) yang terdapat pada suatu individu dan yang selama masa perkembangan benar-benar dapat diwujudkan (direalisasikan).Lingkungan adalah kondisi dalam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita. Sedangkan keturunan adalah sifat-sifat atau ciri-ciri yang terdapat pada seorang anak.
Hubungan pembawaan dengan lingkungan yaitukeseluruhan kemungkinan-kemungkinan yang ditentukan oleh keturunan, inilah yang dalam arti terbatas kita namakan pembawaan, keadaan sekeliling saja Karena kata environment mencakup semua faktor di luar diri manusia yang mempunyai arti bagi dirinya, dalam arti memungkinkan untuk memberikan reaksi pada diri manusia tersebut.
Hubungan kuturunan dengan pembawaan yaitu semua kesanggupan-kesanggupan yang dapat diwujudkan, pembawaan atau bakat terkandung dalam sel-benih yang akan berkembang mencapai perwujudannya. Macam-macam dari pembawaan dan pengaruh keturunan itu ada 4 yaitu pembawaan jenis, pembawaan ras, pembawaan jenis kelamin, dan pembawaan perseorangan.
Pengaruh individu yang berhubungan dengan lingkungan sebagai suatu totalitas individu saja tanpa sekaligus meletakkan hubungannya dengan lingkungannya. Totalitas individu itu baru disebut kepribadian apabila keseluruhan sistem psikofisiknya, termasuk pembawaan, bakat, kecakapan, dan ciri-ciri kegiatannya, menyatakan diri dengan khas dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya.

3.2         Saran
Faktor pembawaan dan lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan manusia. Sifat, intelijensi dan bakat atau potensi-potensi individu yang dapat memberikan perkembangan individu seseorang. Selain faktor pembawaan tersebut, lingkungan juga sangat mempengaruhi perkembangan. Orang tua hendaknya dari sejak dini mengenalkan lingkungan yang baik kepada anak-anak. Disebabkan, lingkungan sekarang ini ada juga yang kurang baik dan bisa berdampak negatif bagi perkembangan anak-anak. Dan ada baiknya pula, jika orang tua juga berperan dalam mengawasi perkembangan anaknya, karena sekarang ini ada juga orang tua yang kurang mengawasi anaknya dikarenakan sibuk bekerja.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, H. Abu, PsikologiUmum. Semarang: Rineka Cipta, 1991
Syah Muhibbin, PsikologiPendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995.
Effendi Usman, Dkk, PengantarPsikologi. Bandung: Angkasa, 1984.
Soemanto Wasty,PsikologiPendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 1990
5.Purwanto mangalin, PsikologiPendidikan. Jakarta: Bumi Angkasa, 1955
A.W. Wijaya, Drs., Individu, Keluarga dan Masyarakat, Akademika Pressindo, Jakarta, 1986.
Abu Ahmadi, Drs. H., dkk., Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1991.
Ahmad Tantowi, Psikologi Pendidikan, Angkasa, Jakarta, 1986.
Fuad Amsyari, Prinsip-Prinsip Masalah Pencemaran Lingkungan, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1986.
Samsi Haryanto, Dr., M.Pd., Pengantar Teori Pengukuran Kepribadian, Sebelas Maret University, Surakarta, 1994.
Singgih D. Gunarsa,Dr., Psikologi Untuk Membimbing, BPK Gunung Muria, Jakarta, 1992.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar